Ashoka: Melihat Kebenaran, Perayaan Shivaratri, Janji Ashoka

0

Kisah serial Ashoka episode sebelumnya, Ashoka sudah tau kalau yang mengobati Raja Bindusara adalah ibunya. Setelah Ashoka bertemu ibu, mendapat kebebasan dari Yang Mulia Bindusara atas imbalan 50 keping, hadia mengungkap iblis di Pathaliputra, tapi Chanakya berhasil menggoyahkan keyakinan Ashoka bahwa tabib istana bukanlah iblis sebenarnya. Chanakya mengusulkan pada Raja Bindusara untuk mengadakan perayaan Shivaratri.

Ashoka episode #17 (13) 00

Sinopsis serial Ashoka episode #17 (13), utusan kerajaan sambil menabuh gendang memberi pengumuman pada rakyat, “Dengar!, Dengar!, Dengar! Semuanya dengarkan baik-baik! Dengar, dengar, dengar! Semuanya dengarkan baik-baik! Semua orang dan masyarakat di Pathaliputra, diberitauhukan bahwa tahun ini, Yang Mulia Bindusara akan mengadakan upacara besar-besaran, untuk merayakan hari Shiwaratri. Dan Yang Mulia Bindusara dengan mengundang seluruh warga, meminta, agar semuanya merayakan hari suci ini dengn gembira!”. Rakyat senang.

Si pemberi pengumuman berjalan lagi sambil menabuh gendang yang dibawanyan, “Dengar! Dengar! Dengar! Semuanya dengarkan baik-baik!”.

Ashoka episode #17 (13) 01

Sementara itu, di ruangannya, ibu suri Helena sedang melempar dadu ke papan permainan, ia memperhatikan sambil bertopang dagu serius. Justin masuk dengan wajah kesal, “Kalau kau mengabaikan semua hal disini dan hanya duduk bermain, maka segalanya akan berada ditangan Chanakya dan Bindusara. Dan semua usaha kita selama bertahun-tahun untuk memberontak, untuk membuat kekacauan, semaunya akan sia-sia”. Helena tetap asyik dengan dadu ditangannya.

Justin semakin merungut, “Lagipula si wanita itu dengan mengobati dia, menjadikannya layak untuk berkuasa kembali! Helena kita hanya diam disini dan berpangku tangan!”. Helena melempar dadu, “Dalam permainan penting agar kita memahami langkah kita, juga langkah lawan kita. Kalau tidak, permainan yang sudah dimenangkan, bisa berubah menjadi ke kalahan”.

Helena melempar dadunya lagi, mengusap dagunya, “Aku sedang memikirkan langkahku. Kalau kau tau, kau beritau aku”, sambil menyodorkan dadu ke Justin yang langsung membuang mukanya. Helena tersenyum, menutup kembali telapak tangannya yang berisi dadu dengan cepat, “Selama kita belum menemukan langkah yang tepat, biarkan saja segalanya berjalan seperti sekarang”. Justin langsung protes dengan wajah suntuk, “tapi Helena,,”. Helena memotong ucapan Justin, “Percayalah, kita akan segera tau, apa yang harus kita lakukan, *Justin menahan kesal*, Dan apa rencana kita selanjutnya”.

Ashoka episode #17 (13) 03

Di kandang kuda, Ashoka sedang memberi makan kuda kesayangan raja, Khulbusan, “Ayo makan. Khulbusan, aku sudah bilangkan, aku akan segera pergi dari sini. Lihat, hari ini aku mau pergi, kau lihat sendiri kan, Raja Hutan selalu memenuhi apa yang dia ucapkan”.

Khulbusan seperti menunduk sedih. Ashoka mengusap kepala si kuda, “Iya, ya, aku juga akan mengingat dirimu, karena kau manusia pertama, maksudku kuda pertama yang berani menendangku dan aku, tidak memberi hukuman apapun. Ayolah Khulbusan, aku pergi dulu ya”. Ashoka melangkah.

Tiba-tiba langkahnya terhenti, terbayang ucapan Chanakya sebelumnya, ‘jika kau benar-benar yakin, yang kau anggap iblis itu memang benar iblis, maka, kau akan bebas. tapi ingat, seandinya ini tidaklah benar, maka iblis itu masih hidup’. Wajah Ashoka mengeras, ia membalikkan badan, kembali bicara pada kuda, “Khulbusan, apa kau merasa kalau aku sudah menangkap iblis yang benar, atau, aku justru,,”. Ucapan Ashoka terhenti sendiri, wajahnya terlihat berpikir.

 

Ashoka episode #17 (13) 04

Di pasar, orang-orang ramai sekali. Pedagang ada yang bertransaksi, “Bagus sekali, ambil saja”. Seorang laki-laki mendatangi salah satu pedagang, “Puji Dewa, aku minta sedekah”.

Si pedagang menjawab dengan nada meradang, “Memangnya aku butuh beramal, enak saja mau mengemis! ayo cepat, pergi dari sini! Cepat pergi!”. Ashoka memperhatikan dari kejauhan. Si pengemis bicara lagi ke pedagang, “Sudah dua hari aku belum makan, *Ashoka tersentuh*, untuk bekerjapun aku tidak punya tenaga, kalau anda mau memberikan sedikit saja, sebagai gantinya, aku akan melakukan pekerjaan apapun yang anda suruh”.

Si pedagang mengangkat tangannya, “Pergi sana, pergi! Aku tidak punya waktu untuk hal seperti itu”. Wajah Ashoka mengeras mendengar dan melihat dari tempatnya berdiri. Si pengemis melihat makanan di depannya dengan menelan liur, kemudian dengan tertunduk, melangkah. Ashoka melihat koin ditangannya, dia memanggil, “Tunggu Pak”, kemudian mendekat, melihat kembali koin ditangannya.

Bersamaan dengan itu, ada seorang laki-laki yang meraup makanan yang tadi diminta oleh si pengemis pada si pedagang. Pedagang yang sedang membereskan dagangannya sambil tertunduk, begitu melihat dagangannya berkurang, langsung berteriak, “Hei, siapa yang mengambil ladu!”. Ashoka yang sedang berdiri dekat si pengemis sebelumnya jadi kaget.

Si pedagang beranjak dari tempat duduknya, keluar tenda dagangan sambil berteriak, “Siapa yang mencuri laduku! Si pengemis kelaparan itu pasti dia yang mengambilnya”. Ashoka langsung mendekat ke pedagang yang main tuduh aja, “Tidak, dia tidak mencuri, aku saksinya”.

KLIKANGKA”  Halaman, dibawah  artikelTERKAITuntuk melihat foto dan kelanjutan kisahnya :

Leave A Reply

Your email address will not be published.