Jodoh Memang Rahasia Tuhan, Tapi Perlu Diusahakan
Hari ini 08112017 semua televisi menyuguhkan tayangan acara pernikahan Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution. Seorang putri presiden dari suku Jawa berjodoh dengan putra dari tanah Sumatera. Pernikahan keduanya pun disemarakkan oleh nuansa budaya Nusantara.
Sebelumnya, jagat hiburan tanah air juga dihirukkan oleh pernikahan artis Laudya Cynthia Bella dengan Engku Emran yang seorang pebisnis asal Malaysia. Berbagai opini pun menghiasi jagat maya. Ada yang iri, tapi tak sedikit yang terinspirasi dari penyatuan keduanya.
Jika dia jodohmu, selama kau berikhtiar, walau kau dipisah jarak dan ruang, waktu akan mempertemukan kalian.
Seandainya dia bukan jodohmu, bagaimananpun kau menyamakan langkah, ada saja alasan membuat langkah kalian berbeda arah hingga akhirnya terpisah dan tak pernah bersatu.
Jika kau bersikeras dengan memaksakan jodohmu, tak perlu ada campur tangan orang ketiga atau kesekian, ikatan itu tetap akan retak. Waktu yang jadi penjawab, yang kadang disertai penyeselan. Bahkan tak sedikit yang saling menyakiti perasaan.
Jika kalian sudah berjodoh dan diawali dengan cinta, serta doa terbaik dari orang-orang terdekat, kadang itu belum cukup jadi jaminan bahwa jodoh kalian akan awet hingga akhir dunia. Perlu usaha untuk selalu merawatnya dari kedua belah pihak. Agar irama langkah tetap sama dan mengarah pada tujuan yang sama. Kalau tidak, yang satu akan tertatih dan tertinggal jauh sebelum akhirnya memutuskan untuk berhenti dan memilih melangkah sendiri.
Kadang diawali oleh cinta menggebu dan semangat penyatuan yang sepertinya takkan goyah oleh apapun, ditengah perjalanan kalian menyadari bahwa kalian lebih cocok jadi sahabat daripada pasangan. Akhirnya memutuskan berpisah dan tetap menjalin hubungan baik.
Sebaliknya, ada yang dipersatukan oleh perjodohan lewat tetua, menerimanya, meyakini kalau memang itulah jalan yang harus dilalui. Akhirnya saling jatuh cinta setiap hari, saling jaga dan melengkapi perbedaan. Awet hingga kakek nenek dan berharap dipersatukan lagi di kehidupan berikutnya.
Ahhh,, itu kan yang sudah bertemu jodohnya.
Gimana Jika Jodoh Itu Masih Ga Tau Rimbanya? Bagaimana Cara Menemukannya?
Bagaimana yang jodohnya masih kabur alias masih jomblo? Boro-boro mau ketemu jodoh, dilirik aja belum . Semangat berjuang para jomblo 😳 .
Kata para penyeru kebaikan, walau jodoh itu rahasia Tuhan, tapi tetap harus diusahakan.
Dengan pacaran?
Bukan.
Katanya sih dengan memperbaiki dan memantaskan diri sendiri atau menaikkan nilai diri mendekati kriteria jodoh yang diinginkan. Setelah itu masuki pergaulan yang sama dengan jodoh yang diharapkan.
Ibaratnya, kalau mau ketemu jodoh anak kuliah yang dekat dengan Tuhan, yaa kita ikut aktif di kegiatan keagamaan.
Kalau mau ketemu jodoh sama anak yang suka mendaki gunung, kita harus gabung dengan kegiatan pecinta alam.
Kalau inginnya dekat dengan seorang penyair, kita harus sering-sering main ke gedung kesenian saat ada kesibukan pertunjukan.
Ingin kenal dengan penyuka buku, tinggal gabung dengan klub buku.
Yang mau berpasangan dengan bule, ya harus cari relasi yang terhubung dengan para bule atau sering-sering dolan ke daerah yang banyak bulenya.
Dan seterusnya,,, sesuai dengan jodoh impian.
Jodoh Itu Katanya Juga Refleksi Dari Diri
Seorang muslim atau muslimah tentu sudah sering mendengar kalimat yang berbunyi, wanita yang baik untuk laki-laki baik, begitupun sebaliknya.
Jadi, takaran penilaian siapa kita, bukan oleh kita sepenuhnya. Ada campur tangan tak terlihat yang kadang diluar analisa logika.
Betapa banyak dan sering kita lihat, seorang lelaki yang terlihat urakan, berjalan dengan seorang wanita yang terlihat begitu penuh kelembutan dan keanggunan. Atau sebaliknya, wanita biasa-biasa saja, tapi ditatap penuh cinta dan sayang oleh seorang laki-laki yang tampilannya adalah idaman semua wanita yang sempat melihatnya.
Apa pemandangan seperti itu pertanda ada yang salah? Tidak.
Kita yang hanya melihat dari jauh, tidak tahu proses yang sudah mereka berdua lalui sebelum mereka bersatu.
Ingat ungkapan Jawa “Witing Tresno Jalaran Soko Kulino” yang kalau diterjemahkan secara bebas adalah “cinta tumbuh karena terbiasa”. Mungkin mereka pada melewati proses itu. Mereka adalah teman dari kecil.
Itu artinya, jodoh kadang tak jauh dari sekitar kita. Selain melihat sekeliling, kita perlu membuka mata lebar-lebar terhadap perhatian dari teman-teman yang sudah lama dikenal. Jangan terlalu terpaku sama kisah bertemunya sepasang kekasih di novel-novel atau sinetron. Kita hidup di dunia nyata.
Akhirnya, kalimat bahwa jodoh itu memang rahasia Tuhan, tapi tetap perlu diusahakan dengan maksimal tidak boleh dilupakan. Tapi, tidak perlulah sampai dengan usaha dukun pula.
Jodoh itu orang yang menghabiskan sisa hidup kita dengannya, jadi perlu kesadaran penuh dalam memantapkan hati untuk memilih dan menerima. Bukan dengan bantuan mistis atau magis yang ujungnya membuat meringis.
Seorang gadis akan penuh suka cita dihalalkan dengan cara agamis dalam suasana romantis. Seorang perjaka akan penuh bangga menaklukkan hati wanita dengan cara kesatria dan tanggung jawab.
Kawans yang masih jomblo, mari kita sama-sama berjuang mencari dan menemukan jodoh impian yang entah masih berada dimana ❤ .