Mahaputra: Simbol Kerajaan Mewar, Arti Ketergantungan, Kehormatan dan Kebebasan-Sinopsis Lengkap Maharana Pratap ( episode 1-4)
Sinopsis cerita dan kisah serial Mahaputra episode pertama dimulai dengan narasi, “India, dimana pengorbanan dan ilmu pengetahuan tersebar dimana-mana. Negara itu juga dikenal sebagai burung emas, kisah dari tanah ini, sama menariknya seperti jaman dahulu”, dengan latar peta sebuah negara.
“Kisah kami dimulai dengan beberapa halaman buku sejarah, yang menyatakan bahwa sekitar, 500 tahun lalu, satu persatu bangsa asing berusaha menaklukkan India. *Latar ribuan pasukan berkuda*. Tujuan mereka hanya satu hal adalah untuk, bisa menguasai, dunia”.
“Negeri yang mengajarkan kedamaian pada seluruh dunia, sekarang para pendatang yang berkuasa, menjadikannya dunia baru. Tapi tidak peduli seperti apa negara ini diperlakukan, tetap tidak hancur. Pada zaman itu, ada sebuah bangsa, yang selalu siap melawan para pendatang dan mengorbankan, apapun yang mereka miliki, demi tanahnya. Tempat tinggal para pemberani itu adalah bangsa Rajput. Meski memiliki banyak keberanian sebanyak itu, pertarungan antara bangsa asing dan bangsa Rajput terjadi antara pasukan yang jumlah besar. Namun seiring waktu, kejayaan dari negara inipun mengalami kehancuran”. *Latar mulai dari matahari terbit, pertempuran pasukan berkuda hingga matahari terbenam, dan gelap*.
Latar sebuah istana di atas perbukitan, “Dari anugerah takdir dan waktu yang dimilikinya, sebuah simbol pun lahir”.
Simbol yang dimaksudkan, menampilkan seorang pria diatas seekor kuda yang kaki depan kuda itu terangkat. Kemudian gurun pasir yang luas, seorang anak muda berpakaian bangsawan berlari dengan cepat menyusuri gurun tersebut.
Wajah anak tersebut penuh semangat, ia terus berlari menyusuri gurun pasir. Melompat saat bertemu dnegan sisa pohon mati yang menghalangi langkahnya, mendarat dengan tangan dan bahu yang langsung rolling dan bangkit lagi melanjutkan larinya.
Anak muda berpakaian bangsawan yang terus berlari itu mempunyai tatapan mata yang fokus dan tajam. Ia sudah melewati sekumpulan onta yang sedang beristirahat, dan masih terus berlari. Terakhir, dia melompat, mendarat dengan posisi jongkok, kepala tertunduk dengan wajah tetap tersenyum. Ia mengatur nafas, mengangkat kepalanya, menatap bunga teratai putih ditengah danau.
Anak muda itu pun bangun, membersihkan kedua tangannya yang tadi menyentuh tanah sebagai tumpuan saat mendarat dari lompatannya, ia kemudian melangkah ke pinggir danau yang airnya keruh, tersenyum menatap sekuntum teratai putih di tengah danau.
Sementara itu, tak jauh dari situ, di dalam sebuah istana, seorang wanita yang masih terlihat hanya mulutnya dari samping, bicara pada pelayannya, “Cepat, suruh pangeran kesini”. Si pelayan wanita menjawab, “Yang Mulia, pangeran sedang tidak ada di istana, tadi dia pergi, dan katanya dia akan membawakan bunga lotus untuk Yang Mulia”.
Wanita yang rupanya permaisuri itu pun merespon, “Bunga lotus?”. Satu pelayan wanita lain membenarkan, “Iya, Yang Mulia, waktu dia pergi, dia hanya bilang begitu, bahwa dia akan membawakan bunga yang terbaik dari danau Vishnu untuk ibunya saja, tapi,,”. Si permaisuri yang tersenyum mendengar niat putranya dari pelayan, jadi bertanya, “Tapi kenapa?”. Pelayan tersebut memberitau, “Yang Mulia, dia sudah pergi lama sekali, dan dia belum kembali juga”.
Di tampilkan gambar keseluruhan, sang permaisuri sedang duduk bersimpuh sedang melakukan pemujaan di sebuah ruangan bersama beberapa pelayan wanita. Sang permaisuri (Maharani) menghilangkan kegundahan pelayannya, “Apapun yang terjadi, dimanapun letak bunga itu akan ia dapatkan! Tapi sebuah sumpah yang diucapkan seorang kesatria, tidak akan sia-sia”.
Kembali ke pinggir danau. Anak muda yang tadi berlari, ternyata seorang pangeran dari kerajaan Rajput tersebut, berdiri tersenyum menatap lotus ditengah danau. Ia melepas sepatunya, mau masuk kedalam danau saat ia menyadari kalau bunga lotus yang ingin dipetiknya itu, seperti dijaga oleh beberapa buaya. Sang pangeran menghentikan langkahnya, mengernyitkan wajah memperhatikan danau yang ternyata banyak buayanya.
KLIK “ANGKA” Halaman, dibawah artikel “TERKAIT” untuk melihat foto dan kelanjutan kisahnya :