Mempertanyakan Rasa Cinta dan Sepi

0

Aku selalu melibatkan rasa, setiap berhubungan dengan yang namanya makhluk
hidup. Termasuk dengan kau!
Aku begitu merasa istimewa saat pertama kali kau menghubungiku lewat message pribadi, ternyata kau menyadari keberadaanku. Aku gembira dan bahagia.

Bibirku menyunggingkan senyum samar, wajahku menghangat, aliran di setiap pembuluhnya seperti terasa, semburat rona merah muncul di kedua pipi dan ujung telingaku. Tak seorangpun yang tau tantang itu. Aku merasakan kehadiran cinta.

Badanku terasa semakin enteng menjalani semua hari. Aku seperti mendapat energi tambahan. Waktu berkomunikasi dengan mu walau hanya lewat pesan, merupakan momen yang selalu paling kutunggu.

Keingintahuan lebihku, mulai menjalari pori-pori, memaksa tangan lincahku di keyboard menari-nari membuka semua sosial media yang kau punya. Membaca setiap komen yang ada disitu. Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya, ternyata,,, kau ramah pada setiap orang.

Aku mulai mengatur nafas, mengembalikan semua energi berlebih itu ke tempatnya semula, dan,, mempertanyakan rasa yang sempat mengisi ruang di dadaku.

Logikaku yang cerdas mulai bersorak melihat kenyataan itu.

Rasa Sepi

Beberapa waktu lalu, bisa-bisanya perasaan mengambil alih semua otoritas dalam diriku. Ia bahkan tak diberi kesempatan satu katapun untuk mempertanyakan, kenapa aku bisa membiarkan rasa itu tumbuh subur di hatiku.

Apa aku sudah begitu siap dengan semua kemungkinan terpahit, jika semua hanya fatamorgana. Mimpi dan harapan yang kubangun, harus terkubur dalam waktu secepat ini. Hanya karena aku ceroboh membiarkan rasa tumbuh bukan pada waktunya.

Aku seperti terlempar ke ruang kosong, gelap dan dingin.
Hal yang paling menakutkan dalam hidup, mulai menjalariku, kesepian.
Entah kapan cinta bisa menghangatkanku kembali.

Sama tak mengenakkannya, terbakar hangus oleh cinta sampai menjadi abu. Atau
diabaikan rasa cinta dalam tepi tak berujung bernama sepi.

Logika tak pernah memilih keduanya.
Tetapi rasa cinta, rasa sepi, selalu datang menghampiri tanpa kompromi.

Akankah aku harus mulai menjalani hari seperti robot aja, biar luka tak pernah
singgah? Aku tak ingin jatuh cinta lagi.
Aku mempertanyakan tanggung jawabmu Rasa Cinta, atas semua Rasa Sepi ini!

Leave A Reply

Your email address will not be published.