Saraswatichandra: Kusum Jatuh Cinta. Itu Bukan Cinta, Tapi Pengabdian. Cinta Tak Bisa Dipaksakan-Kumud
Saraswatichandra episode sebelumnya, Danny memberitau Saras kalau dia mencintai Kusum, dua hari sebelum hari pernikahan Kusum dan Mohan. Sementara, Kusum memberitau Kumud bahwa dia tak ingin menikah dengan Mohan karena dia mencintai orang lain. Kumud bertanya, siapa pria yang kau cintai, Kusum! Adiknya tak mau memberitau, Kumud dapat infonya dari Saras, kalau orang itu adalah Danny.
Sinopsis serial Saraswatichandra episode 202 dan 203, Ibunya Mohan sekali lagi meminta Pramad untuk duduk disebelah Kumud, agar ritual segera bisa dimulai. Pramad akhirnya berdiri dari tempat duduknya, pindah ke samping Kumud. Kumud melihat Pramad dengan wajah tak sudi sebenarnya. Saras memperhatikan Kumud, dari tempatnya berdiri sambil menahan perasaannya.
Ayah dan Ibu Kumud juga memperlihatkan wajah tidak suka karena Pramad yang mendampingi Kumud di ritual itu, tapi mereka tak punya pilihan, ritual punya pakemnya sendiri. Mereka memulai ritual Gari dengan pasangan masing-masing, Ayah Ibu Kumud, Ayah Ibu Mohan, Yash Chandrika, Kusum Mohan dan Kumud Pramad.
Ritual dimulai dengan doa, yang cowok memutar tuas batu penggiling, yang wanita menaroh bahan makanan yang akan digiling. Kumud melakukannya sambil melirik Saras, ia tau Saras menyaksikan itu dengan perasaan sakit, tapi ia sendiri tak berdaya melawan ikatan yang sudah dikukuhkan walau sebenarnya itu hanya sebuh simbol.
Selesai upacara, Saras lebih dulu meninggalkan tempat itu, disusul yang lain. Danny tetap berdiri di tempatnya. Kusum juga masih duduk disitu, ia mengambil tepung yang dihasilkan putaran tangan Mohan, merasakan ditangannya.
Danny yang masih berdiri tak jauh di belakangnya mendekat, duduk di sebelah Kusum, mengambil tepung hasil gilingan Mohan, “Kau lihat, tepungnya ini masih belum halus”.
Danny memberitau maksud ucapannya, “Kusum, kalau memilih pasangan hidup yang salah, maka semuanya akan salah”. Kusum hanya melirik Danny dengan tetap diam. Danny kemudian menunjukkan cara menggiling kepada Kusum dan melihatkan tepung yang dihasilkannya. Kusum hanya melihat tapi tak merespon. Danny berkata menghibur, “Kusum, kau jangan khawatir, kita atur semuanya dengan benar”.
Kusum bereaksi dengan suara keras, “Tapi kapan Danny”. Danny menjelaskan, “Kakak dan Kumud bersama kita, semua pasti akan beres Kusum”. Kusum berkata, “Aku harus bicara dengan kakak”. Ia menangis, berdiri, meninggalkan Danny yang duduk dengan wajah sedih, tapi bingung mau bersikap dan mencari jalan keluarnya.
Di teras, Kumud sedang memindahkan tepung sambil melamun, menahan tangis, ‘Pramad minta ma’af padaku, dan aku yakin ritual ini membuat hatimu terasa sakit juga Saras. Aku tau itu, tapi bagaimana mungkin aku menanganinya sendirian Saras’. Kumud mau menengadahkan kepalanya untuk menghirup udara agar paru-parunya terisi lebih banyak, dan dada yang sesak terasa lapang, saat ekor matanya menangkap Kusum yang berlari dari dalam sambil menangis, berhenti di tiang, tak jauh dari tempatnya duduk.
Kusum menangis terisak beberapa kali, akhirnya juga menyadari kalau tak jauh dari situ ada Kumud yang duduk melihatnya dengan tatap tanya. Kusum cepat menghapus air matanya, bergegas mau ke dalam lagi. terlambat, Kumud memanggilnya, Kusum berhenti.
Kumud berdiri, mendekati Kusum, memegang tangannya, “aku tidak melupakan janjiku”. Kusum berkata, “Tapi, kak”. Kumud memotongnya, “tidak Kusum, kau tidak bisa mencintai seseorang, tapi menikah dengan orang lain. Itu tidak boleh terjadi”. Kusum terpana oleh sikap Kumud juga oleh kata-kata yang keluar dari mulutnya.
Kumud meyakinkan adiknya, “Dan aku tau itu sangat sulit”. Ia memegang pundak Kusum dengan kedua tangannya, “Aku tidak akan membiarkanmu sejauh itu”. Kusum mencoba memberi alasan, “tapi kakak”. Kumud menegaskan, “Tidak Kusum, jangan berpikir tentang hal itu. Kau telah memilih orang yang baik”. Kumud memegang pipi Kusum dengan dua tangannya, “Danny akan membuatmu bahagia”, Kumud tersenyum.
Kusum ternganga menatap Kumud. Kumud menurunkan tangannya sambil terus tersenyum. Kusum dengan wajah kembali suntuk berbicara, “Danny?! Kakak, aku tidak mencintai Danny”.
Senyum di wajah Kumud langsung menghilang begitu mendengar ucapan Kusum. Ia menatap mata adiknya itu dengan heran, keningnya berkerut, “Bukankah kau mencintainya?!” Kusum mulai pucat, matanya bergerak cepat, mengalihkan pandangannya dari Kumud. Kumud yang heran mulai menganalisa, “Kau tidak mencintai Danny, kau tidak mau menikah dengan Mohan”.
Kumud mulai bingung, ia memegang lengan Kusum dengan kening berkerut, “Lalu siapa yang kau cintai?!”. Nafas Kusum sesak mendapat pertanyaan seperti itu. Kumud terus mengejar “Lalu, siapa yang kau cintai, katakan padaku. Siapa, siapa dia Kusum”. Dengan takut-takut Kusum bicara, “Kakak, dia”. Kumud tak sabar, “Siapa dia, beri tau aku”. Dengan tersendat Kumud menjawab, “Sa,, Saras”.
KLIK “ANGKA” Halaman, dibawah artikel “TERKAIT” untuk melihat foto dan kelanjutan kisahnya :