Shakuntala: Bersiap Meninggalkan Ashram, Satanand Gautami Ketahuan, Dushyant Ingat Sebagian
Shakuntala episode sebelumnya, Pangeran Dushyant sudah siuman, tapi hanya menatap langit-langit, belum merespon sekelilingnya, sepertinya kutukan itu terjadi, Dushyant terluka parah dikepala hilang ingatan pada sebagian tahapan dalam kehidupannya.
Sinopsis serial Shakuntala episode 96 (+97A), Raja sampai berdiri dari duduknya begitu mendengar informasi kesehatan Dushyant dari tabib, “Tidak tabib, tidak. Bagaimana bisa Dushyant kehilangan ingatan”. Tabib menjelaskan, “Karena benturan keras di kepala, kadang-kadang bisa saja terjadi, bahwa orang melupakan keadaan di sekitarnya”.
Raja tidak bisa terima, langsung memotong ucapana tabib, “Tidak tabib, tidak. Dushyant bisa lupa semuanya, itu tidak mungkin. Dushyant tidak bisa melupakan ayah dan ibunya. Lakukan sesuatu tabib, lakukan sesuatu, kembalikan ingatan Dushyant tabib, dia pasti akan mengurus semua pekerjaan di kerajaan ini”.
Mata Dushyant berkedip, mengarahkan pandangannya ke Permaisuri dan memanggilnya, “ibu”, kemudian mengerahkan mata ke Raja, juga memanggilnya, “Ayah”. Tabib tersenyum, Raja yang dari tadi panik, bergegas ke samping Dushyant, duduk di sebelahnya, “Dushyant, Dushyant anakku, apa kau baik-baik saja.Tabib, apa yang ku katakan, putraku tidak bisa melupakan aku begitu saja”. Dushyant mengernyit, memegang dekat kepalanya yang terluka.
Permaisuri yang selalu di samping Dushyant bicara, “Aku bersyukur pada Dewa, tidak terjadi sesuatu pada ingatan Dushyant”. Raja mengangguk-angguk setuju. Dushyant masih mengernyitkan wajah sambil memegang kepalanya.
Pagi harinya, di ashram, di kamarnya, Shakuntala duduk melamun sambil memandang cincin pemberian Dushyant. Pryamvada masuk, duduk di sebelahnya, “Shakuntala, sejak semalam kau duduk seperti ini, kau tidak tidur sama sekali. Ayolah tidur sebentar, kalau tidak kau akan sakit”. Shakuntala menenangkan, “Tidak aku baik-baik saja, jangan khawatir tentang aku”.
Di luar terdengar teriakan, “Hidup Pangeran Dushyant! Hidup!, Hidup Pangeran Dushyant! Hidup!” *anak-anak yang jawab*. Shakuntala bingung, “Ada ramai-ramai apa-apa diluar”. Pryamvada sama bingungnya, “Aku tidak tau, ayo kita lihat diluar ada apa”. Pryamvada langsung berdiri, melangkah keluar. Shakuntala menyimpan cincin tanda cinta Dushyant dulu ke dalam kotak, menarohnya di bale-balenya duduk, berdiri, melangkah keluar.
Di luar, Shakuntala melihat Karan yang berteriak dengan anak-anak, “Hidup Pangeran Dushyant! Hidup!, sambil membawa senampan manisa di tangannya. Karan pun membagikan manisan pada seorang anak, “Ini, makan manisan ini”. Si anak perempuan bertanya, “Kak Karan, kenapa kau membagikan manisan ini?”. Shakuntala memperhatikan rombongan Karan dan anak-anak itu.
Karan menjawab pertanyaan si anak, “Tidak akan ku beritaukan sekarang, sabar dulu ya, nanti kau akan tau semuanya”. Anak-anak tak bertanya lagi, “Baiklah, ayo”.
Pryamvada, Rishi Kanva juga sudah sampai didekat Karan, Shakuntala melangkah mendekat juga, “Karan, kau sudah pulang”. Karan menggerakkan kepalanya. Mata Shakuntala mencari, melihat ke belakang Karan, “Dushyant tidak bersamamu”. Karan merespon Shakuntala dengan berkata, “Calon permaisuri Hastinapura, kami menyambut anda”. Shakuntala bingung, Pryamvada tersenyum. Rishi Kanva menatap Karan dengan bingung juga.
Karan berkata lagi pada Shakuntala, “Permaisuri, aku akan menjawab semua pertanyaan anda, anda jangan khawatir”. Shakuntala semakin bingung melihat sikap Karan. Pryamvada tidak tahan dengan sikap becanda sahabatnya itu, “Cepat katakan Karan, aku merasa khawatir”. Karan bukannya menjawab langsung, malah menyerahkan nampan berisi manisan yang masih dipegangnya kepada anak perempuan disebelahnya, “Ini, bagikan manisan ini pada semuanya”. Rishi Kanva mendekat.
Karan bicara pada Shakuntala, “Kau jangan khawatir Shakuntala, dan cepatlah berkemas, saat ini, suamimu, sedang menantikanmu d istana”. Rishi Kanva dan Pryamvada tersenyum. Shakuntala mencari tau, “Apa yang kau katakan Karan, aku tidak mengerti”. Karan meyakinkan, “Iya Shakuntala, saat ini Pangeran Dushyant sudah kembali ke istana, dan dia menyuruh temannya Arnav agar mengajakmu ke istana”. Rishi Kanva tersenyum melihat ke arah Shakuntala.
Shakuntala tersenyum tipis, masih kurang percaya, “Kau berkata benar?”. Karan menjawab cepat, “Tentu saja, sudah saatnya kau mendapatkan kebahagiaan Shakuntala”. Shakuntala tersenyum lega. Rishi Kanva ingin tau juga, “Karan, kau sendiri bertemu Pangeran Dushyant, ia sendiri yang menyuruh Shakuntala datang ke istana”.
Karan menjelaskan, “Tidak Rishi, aku tidak bertemu dengannya, *Rishi Kanva dan Shakuntala kembali cemas*, Pangeran Dushyant saat ini sedang sakit, karena itulah aku tidak bisa bertemu dengannya”. Shakuntala khawatir, “Dia sedang sakit, sakit apa dia”. Karan menggoda Shakuntala lagi, “Wah, ternyata, kau merasa cemas juga ya, dia itu kan sakit karenamu”.
Shakuntala mengernyitkan wajah tak mengerti, “Karena aku? Apa yang sudah ku lakukan”. Karan menjawab, “Apa yang kau lakukan? Bukankah kau tinggal jauh darinya sekian lama. Tentu saja dia akan sakit”. Shakuntala tertunduk, begitu juga dengan Rishi Kanva. Karan menghibur Shakuntala, “Percayalah padaku, saat dia melihatmu di istana, maka dia akan langsung sembuh setelah bertemu denganmu”. Shakuntala tersipu malu, Pryamvada tersenyum senang melihat bahagia di wajah Shakuntala.
KLIK “ANGKA” Halaman, dibawah artikel “TERKAIT” untuk melihat foto dan kelanjutan kisahnya :