Shakuntala: Sayembara Gauri, Ketangkasan Membidik & Pertandingan Pedang
Shakuntala episode sebelumnya, Kalki mencoba segala cara untuk memuluskan Mritunjay melewati tahapan sayembara. Kalki pura-pura bersimpati pada cinta Veer Gauri dengan mengatakan untuk dua orang yang saling mencintai dia bisa melakukan apa saja, dengan kalimat sakti itu Kalki singkirkan Veer dari sayembara dengan menguncinya di gudang. Kalki juga memberi pangeran peserta sayembara lain minuman yang sudah diberi bubuk.
Sinopsis serial Shakuntala episode 73 #72, Veer yang dikunci Kalki digudang, masih berteriak sambil menggedor pintu, “Ada orang di luar”. Veer melihat sekeliling dan melihat ada jendela kecil di bagian atas gudang dekat pintu.
Di arena sayembara membidik, Dushyant berdiri di tengah lapangan yang sudah ditandai untuk tempat berdiri membidik, ia memberi tau, sekarang tahap kedua dalam sayembara akan dimulai, dimana akan ada lomba kemahiran membidik”. Kalki melirik kakaknya dan memberi isyarat lewat mata, Mritunjay tersenyum. Gauri di tempatnya menyaksikan pertandingan terlihat gelisah.
Shakuntala yang juga berdiri di sekitar arena pertandingan juga terlihat gelisah. Saat Dushyant melihat ke arahnya, Shakuntala tertunduk. Dushyant mengartikannya dengan dekat renggangnya hubungan mereka berdua, padahal Shakuntala sedang gelisah memikirkan Veer yang tak muncul memenuhi janjinya pada Gauri.
Dushyant meneruskan pengumumannya tentang aturan lomba, “Dalam lomba ini setiap peserta harus membuktikan kemampuannya dua kali. Setiap peserta harus membidik kendi itu, dan setiap kali, satu peserta harus berdiri di bawahnya”. Mendengar itu, Mritunjay langsung menelan ludah, tenggorokannya mendadak terasa kering melihat ke arah meja bulat yang sudah dipersiapkan di bawah kendi yang tergantung.
Dushyant masih terus menerangkan aturan lomba, “Satu kali dia mendapatkan kesempatan untuk membidik dan sekaligus memperlihatkan keberaniannya”.
Kalki yang berdiri di samping Mritunjay duduk, langsung saling lihat. Pangeran lain terlihat tercenung mendengar aturan main lomba membidik. Ratu dan Raja tersenyum melihat dan mendengar loma yang dipilihkan Dushyant di sayembara tersebut. Gauri tertunduk, Shakuntala memperhatikannya, ia kemudian membathin, ‘aku harus menceritakan semuanya pada Gauri’. Shakuntala melangkah mendekati Gauri.
Mritunjay berkata pelan pada Kalki, “Aku rasa, aku tidak bisa ikut lomba ini”. Kalki berkata, “Yang sudah terjadi ya sudah, tidak bisa mundur lagi”. Mritunjay tak bisa membantah adiknya.
Shakuntala muncul di panggung tempat Gauri duduk menyaksikan lomba. Gauri langsung berdiri mendekatinya dan berbicara berbisik agar tak terdengar Raja dan Ratu yang juga duduk dipanggung yang sama. Gauri bertanya, “Dimana Veer”. Shakuntala membuka mulut, kemudian tertunduk, mengumpulkan kata-kata yang tepat untuk memberitau.
Di dalam gudang, Veer mencoba naik ke jendela kecil yang dilihatnya, ternyata tinggi. Dia melihat sekeliling lagi.
Gauri semakin panik melihat ketertegunan Shakuntala, ia cemas ada sesuatu, “Shakuntala apa kau bertemu Veer”. Shakuntala menggeleng dengan wajah sedih, “Tidak, tadi katanya dia mengirimkan pesan melalui Putri Kalki”. Gauri penasaran, “Pesan apa”. Shakuntala memberitau, “Katanya dia tidak bisa ikut dalam sayembara ini”. Gauri langsung memperkuat genggamannya pada botol yang selalu dibawa dan disembunyikan dibalik selendangnya.
Di dalam gudang, Veer berteriak lagi sambil menggedor pintu, “Keluarkan aku dari sini”.
Di panggung, Shakuntala menenangkan Gauri yang cemas, “Gauri aku yakin, dibalik keputusannya ini, pasti ada satu alasan”. Gauri menahan tangis dan kembali duduk. Shakuntala terpana melihat kesedihan Gauri. Di gudang, Veer masih memukul-mukul pintu dengan tangannya.
Di arena lomba, Dushyant menginstruksikan, “Lomba akan segera dimulai”, memberi isyarat pada penabuh gong yang langsung memukul gong. Mritunjay menelan ludah. Pangeran yang tak minum sirup dari Kalki terlihat mengatur nafas untuk keonsentrasi. Pangeran lain wajahnya mengernyit.
Dushyant menoleh ke arah Pangeran yang duduk dan menganggukkan kepalanya. Dua Pangeran yang duduk paling pinggir berdiri sambil memegang perutnya. Dushyant ternganga melihat dua Pangeran itu bukannya menuju tempat berdiri membidik, tapi malah meninggalkan arena loma. Arnav menoleh ke Dushyant. Kalki terlihat senang, bubuk yang dimasukkan pada minuman sirup, mulai bekerja. Wajah Mritunjay mulai dihiasi senyum, kelicikan Kalki mulai melihatkan hasilnya.
Shakuntala ikut duduk di sebelah Gauri, ia menatap Gauri yang mengeluarkan air mata dengan tatap mata kosong. Shakuntala menyentuh pundaknya, “Gauri, Gauri kau baik-baik saja”. Gauri diam, tapi air matanya yang turun makin banyak.
Melihat Pangeran yang ngacir, Dushyant menyampaikan informasi, “Kelihatannya ada beberapa Pangeran yang mendadak menjadi sakit, karena itulah mereka semua tidak bisa mengikuti lomba. Lomba ini, hanya diadakan untuk empat orang pangeran”. Mritunjay dan Pangeran yang tak minum, sama-sama tersenyum ditempat duduk masing-masing. Dushyant memberi isyarat pada penabuh gong. Gong berbunyi. Dushyant kembali ke tempat berdirinya di samping Arnav.
Dua Pangeran yang dapat giliran pertama bangkit dari duduknya, melangkah mantap ke posisi, yang satu menuju lingkaran tempat berdiri membidik dan langsung mengambil busur dan panah, pangeran satunya lagi mengambil posisi berdiri dibawah kendi. Pangeran yang memegang busur mulai mengarahkan panahnya. Pangeran yang berdiri dibawah kendi memperlihatkan wajah meringis, memegang perutnya, kemudian bergegas meninggalkan tempat. Pangeran yang mengangkat busur juga sama, tiba-tiba tertunduk, menjatuhkan busur yang dipegangnya, berlari keluar arena sambil memegang perut. Menyaksikan itu, Mritunjay semakin tersenyum senang, juga Kalki.
Dushyant semakin ternganga, sekaligus agak khawatir. Raja terlihat mulai tegang melihat tingkah peserta lomba yang dikiranya ciut, padahal perutnya pada mules. Arnav yang berdiri di sebelah Dushyant menyampaikan pendapatnya, “Kelihatannya semuanya ketakutan dalam lomba ini. Semuanya kabur meninggalkan arena”. Dushyant terlihat mulai cemas, ia kemudian melihat ke arah pengeran yang tersisa.
Pangeran yang selamat dari minuman Kalki mengangguk ke arah Dushyant, langsung berdiri, menuju keliangkaran membidik, mengambil busur dan panah.
KLIK “ANGKA” Halaman, dibawah artikel “TERKAIT” untuk melihat foto dan kelanjutan kisahnya :