Tatapan Berbicara Banyak Dalam Pertemuan Saras Kumud
Serial Saraswatichandra yang tayang tanggal 27 Januari adalah episode 104- 105. Tentu saja ini kelanjutan dari cerita sebelumnya, yaitu Hari Pertama Kumud di Rumah Mertuanya. Saras Kumud ada dalam rumah yang sama, merasakan keberadaan masing-masing, tapi tak tau itu perasaan apa.
Ayah dan Ibu Kumud berharap Kumud bahagia. Tapi ibunya tetap mengkhawatirkan Kumud yang masuk dalam keluarga kaya, yang jelas berbeda kebiasaannya dengan keluarga dimana Kumud dibesarkan. Tapi ayah Kumud menenangkan istrinya dengan mengatakan,”Tidak semua rumah punya kebahagiaan abadi. Kadang rumah mempunyai kekurangannya sendiri. Tapi itu baik bagi penghuninya, biar kuat”. Ibu dan ayah Kumud bernostalgia mengingat Kumud.
Kemudian ada tamu yang sebelumnya tak bisa datang diacara pernikahan Kumud dan mengira Kumud sudah di Dubai bersama Sars. Begitu dikasih tau oleh ayah Kumud siapa iparnya. Ternyata si tamu juga tau tentang keluarga mertua Kumud. Tapi si tamu tak tega untuk mengatakan siapa menantu ayah Kumud sebenarnya. Walau mertua Kumud orang baik, tapi anak laki-lakinya itu akan menjadikan rumah itu neraka bagi Kumud.
***
Sementara Kumud di rumah mertuanya mencari tamu yang sedang dirawat dengan melihat ke kamar tamu. Tapi kosong, dan ia melihat mangkok bubur yang disiapkannya sudah kosong. Ia ingat saat dulu merawat Saras ketika sakit dirumahnya, dan memaksanya untuk memakan bubur buatannya. Kumud tersenyum, tapi berusaha menghapus kenangan indah itu. Dan bertanya tentang tamu itu kepada pembantu yang merawat.
Saat mencari informasi tersebut, ibu mertuanya datang dan menyuruhnya bersiap, karena ada acara perayaan penyambutan dia sebagai menantu di rumahnya dengan kenalan keluarga mereka.
Saras yang merasa kondisinya sudah baikan, ingin pamit, karena tidak mau berhutang pada keluarga tersebut. Ia menghampiri ayah dan kakak perempuan Pramad di ruangan kerjanya.
Saras menaruh hormat pada Ayah Pramad karena sebagai seorang politisi, keselamatan keluarganya adalah yang utama. Tapi ia tanpa perhitungan membawanya ke rumah dan merawatnya, ia sangat berterima kasih untuk itu.
Ayah Pramad tidak mengijinkan, hatinya merasa Saras atau Naveenchandra tidak datang ke rumahnya hanya untuk singgah. Tapi seperti dikirim ke rumahnya. Saras awalnya keberatan, tapi begitu ditanya, apa ada yang menunggunya. Saras ingat ucapan ke Kumud saat membatalkan pernikahannya untuk tidak menunggunya lagi.
Akhirnya Saras menyanggupi untuk tinggal, jika saja ada pekerjaan atau apapun yang bisa menjadi alasan untuknya tetap bertahan hidup. Ayah Pramad mengajaknya untuk masuk ke tim kampanyenya, karena ia merasa Saras ahli dalam bidang pengembangan daerah tertinggal.
Saras menyanggupi dan berjanji, “Takdir yang membawa ku kemari, aku akan berikan yang terbaik”.
Kumud yang akan bersiap, melihat dari jauh percakapan ayah mertua, kakak ipar perempuan dan tamu yang sakit itu. Ia penasaran, perasaannya bergolak aneh. Tapi lagi-lagi ibu mertua datang mengingatkannya untuk segera bersiap.
Saat menuju kamar terburu-buru dengan pikiran penuh tanya tentang tamu yang sakit, ia hampir aja menabrak Pramad. Pramad menghentikannya dan berkata,”Kenapa kau masih ada disini. Kau akan menyesal datang dihidupku”. Kemudian ia memanggil Kalika si asisten rumah tangga. Ia mesra dengan si pembantu dan bertanya ke pembantunya, apa ia juga melayani Kumud seperti si pembantu melayaninya. Si pembantu semakin merasa di atas angin dan berlagak
bak nyonya besar dihadapan Kumud.
Kumud dengan wajah tenang berkata kepada mereka berdua,”Aku bukan tamu, ini rumahku. Kau pengurus rumah tangga, jadi lakukan hanya yang menjadi tugasmu”. Kemudian ia pergi meninggalkan mereka.
Pramad sempat terpana melihat sikap Kumud.
Foto-foto episode 104-105 serial Saraswatichandra yang disiarkan Trans7 tv :
Di pertemuan dengan ibu-ibu kenalan mertuanya, Kumud di puji habis-habisan sebagai wanita cerdas dan cantik. Ibu mertuanya sangat bangga.
Saat mempersiapkan untuk menghadiri acara Pemujaan Dewi yang diadakan keluarga mertua terhadap menantu barunya. Pramad datang ke kamar dan melihat Kumud yang sudah rapi. Kali ini ia menarik Kumud dan mendekatkan wajahnya ke wajah Kumud sambil memplototinya, “Kenapa kau seperti lari dari mimpi. Ada yang istimewa dalam dirimu, tapi bukan itu yang ku inginkan!”, kemudian Pramad mendorong Kumud.
Akhirnya semua datang keacara Pemujaan dewi untuk menantu keluarga itu. Saras juga diajak serta, walau kakak perempuan Pramad tau Saras sepertinya bukanlah seorang yang religius. Tapi ia datang menghadiri acara tersebut.
Berada dalam acara yang sama, tapi belum saling lihat. Saras dan Kumud gelisah. Saat berada di depan api pemujaan, keduanya melantunkan do’a secara bersamaan dan memasukkan persembahan ke api suci. Saat itulah Kumud dan Saras saling tatap dan terkejut. Tatapan dalam linangan air mata keduanya bercerita banyak. Ingin menumpahkan semuanya, tapi ada batasan yang memisahkan mereka. Dekat tapi ada sekat yang sekarang membentang.
Hanya tatapan yang berbicara banyak dalam pertemuan Saras Kumud kali ini. Mengharu birukan hati yang nonton *yang suka seh*.